Ulrich Zwingli lahir pada tahun baru 1484 di Wildhaus sekitar 60 km dari
Tahun 1506 Zwingli diangkat sebagai imam wilayah Glarus. Pada saat itu Swis sangat disukai sebagai tentara bayaran, karena inilah sumber keuangan yang menguntungkan. Ia menganggap praktek ini tidak bermoral dan mulai menyerang perdagangan tentara bayaran ini melalui khotbahnya. Ia tidak disukai oleh jemaat di Glarus, kemudian tahun 1516 pindah menjadi imam wilayah Einsiendeln yang menjadi pusat pemujaan Anak Dara Maria. Ketika berada di Glarus dan Einsienden ia mulai sadar akan peranan penting dari Alkitab yang juga adalah wewenang terakhir.
Tahun 1518 Zwingli menjadi imam di Grossnunster (katedral besar),
Pada tahun 1522 ia menghasilkan tulisan pertamanya dari sejumlah tulisan-tulisannya mengenai reformasi, salah satunya adalah Kejelasan dan Kepastian Firman Allah yang diterbitkan tahun 1522. Isinya adalah prinsip Protestan mendasar mengenai Alkitab yang mempunyai wewenang terakhir.
Firman Allah adalah pasti, dan Firman Allah juga jelas. Apabila Allah berbicara kepada anak-anakNya, firmanNya akan membawa kejelasannya sendiri. Pada saat itu kita akan mengerti tanpa bimbingan manusia, bukan karena pengertian kita, tetapi karena Roh Kudus menerangi dan membuat kita mampu mengerti pesan Tuhan sesuai dengan maksudNya. Apabila kita membuka Alkitab dengan pendapat serta tafsiran sendiri, lalu ingin membentuknya menurut alam pikiran kita, maka kita tidak akan menerima pesan yang ada didalamnya. Kita harus menjaga janganlah Firman Tuhan ditaklukkan pada tafsiran manusia yang dianggap tidak dapat salah seperti paus atau konsili. Kepastian tidak datang karena kepandaian manusia dan tidak dari wibawa gereja, tetapi ia datang karena kerendahan hati mendengar Allah sendiri.
Pada tahun 1525 reformasi di
Paham teologianya adalah mengenai Baptisan dan Perjamuan Kudus. Zwingli menulis buku Baptisan, Baptisan Ulang dan baptisan Anak. Ia berpendapat bahwa baptisan anak adalah tanda perjanjian dan perjanjian meliputi seluruh keluarga bukan hanya oknum-oknum tertentu. Namun ia melawan kepercayaan Katolik Roma yang mengatakan bahwa baptisan memberikan (juga kepada anak kecil) kelahiran baru dan pengampunan dosa.
Paham teologi lainnya adalah Perjamuan Kudus. Sebelum tahun 1524 Zwingli mempunyai keyakinan akan kehadiran nyata dari tubuh dan darah Kristus “dalam, dengan dan dibawah “roti dan anggur”. Ditahun 1524 dibawah pengaruh orang Belanda bernama Cornelius Hoen menolak kehadiran yang nyata dan menegaskan bahwa roti dan anggur hanya lambang dari tubuh dan darah Kristus. Melalui Roh Kudus, Kristus hadir pada Perjamuan Kudus, tetapi tubuh dan darah serta kemanusiaanNya tetap berada disurga. Tubuh alamiah Kristus tidak dimakan oleh mulut kita seperti ditunjukkan oleh Dia sendiri kepada orang Yahudi yang memperdebatkan makan dari daging yang sesunguhnya (Yohanes 6:63). Zwingli tetap berpegang pada sikap ini sepanjang hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar